Kamis, 03 Maret 2011

psikrometrik


I. PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Psikrometrik adalah suatu kajian tentang sifat-sifat termodinamik campuran antara udara kering dengan uap air. Udara merupakan campuran antara udara kering dengan uap air yang biasa disebut dengan udara lembab. Beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air yaitu :
1. Tekanan uap adalah tekanan parsial dari uap air. Dalam fase gas maka uap air di dalam atmosfer seperti gas sempurna (ideal).
2. Kelembaban mutlak yaitu massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara lengas.
3. Nisbah percampuran (mixing ratio) yaitu nisbah massa uap air terhadap massa udara kering.
4. Kelembaban spesifik didefinisikan sebagai massa uap air persatuan massa udara basah.
5. Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam %.
6. Suhu virtual.
            Besaran yang sering dipakai untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Psikrometrik adalah untuk mengetahui bagaimana cara membaca diagram psikrometrik dan aplikasi psikrometrik dalam proses pengeringan hasil pertanian.
II.    TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan fase bukan uap-nya. Semua zat padat dan cair memiliki kecenderungan untuk menguap menjadi suatu bentuk gas, dan semua gas memiliki suatu kecenderungan untuk mengembun kembali. Pada suatu suatu suhu tertentu, suatu zat tertentu memiliki suatu tekanan parsial yang merupakan titik kesetimbangan dinamis gas zat tersebut dengan bentuk cair atau padatnya. Titik ini adalah tekanan uap zat tersebut pada suhu tersebut (Giancoli, 2001).
Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan fraksi molekul uap air di dalam udara basah terhadap fraksi molekul uap air jenuh pada suhu dan tekanan yang sama, atau perbandingan antara tekanan persial uap air yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air yang ada pada temperatur yang sama. Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai kemampuan udara untuk menerima kandungan uap air, jadi semakin besar RH semakin kecil kemampuan udara tersebut untuk menyerap uap air (Hanafi, 1988).
 Psikometrik merupakan suatu bahasan tentang sifat-sifat campuran udara dengan uap air, dan ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian udara karena udara pada atmosfir merupakan percampuran antara udara dan uap air, jadi tidak benar-benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. temperatur pada psikrometrik terbagi dalam 2 bagian yaitu :
1.    Temperatur bola kering.Temperatur bola kering merupakan temperatur yang terbaca pada termometer sensor kering dan terbuka, namun penunjukan dari temperatur ini tidak tepat karena adanya pengaruh radiasi panas.
2.    Temperatur bola basah. Temperatur bola basah merupakan temperatur yang terbaca pada termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah. Untuk mengukur temperatur ini diperlukan aliran udara sekurangnya adalah 5 m/s. Temperatur bola basah sering disebut dengan temperatur jenuh adiabatik (Benyamin, 1194).
III . METODE PERCOBAAN

A.    Waktu dan tempat
Adapun waktu berlangsungnya praktikum adalah:
Hari / tanggal        : Sabtu/ 18 Desember  2010
Pukul                     : 14.00 – selesai
Tempat             : Laboratorium Pasca Panen Teknik Pertanian  universitas Syah Kuala.
B. Alat Dan Bahan                 
adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Psikromerik adalah:
Alat
Bahan
1.   Termometer
2.   Kolektor surya
3.   pengering tipe rak

1. Kapas
2. Kain kanvas
3. Tali Wol
4.Penggaris
5. Diagram Psikrometrik
6. Botol




C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum tentang Psikrometrik adalah :
-       Disiapkan beberapa thermometer yang akan diletakkan di dalam beberapa kondisi yaitu ruangan, lingkungan, dalam rak pengering dan kolektor surya.
-       Disetiap tempat diletakkan 2 buah thermometer yaitu bola kering dengan bola basah.
-       Cara membuat termometer bola basah yaitu kapas/ kain kanvas dibasahi  dengan air dan kemudian diletakkan di ujung termometer yang merupakan sensor. Sedangkan termometer bola kering hanya dibiarkan begitu saja.
-       Disaat pengukuran termometer bola basah digerakkan dengan tujuan akan timbul penguapan di sekitar sensornya sehingga keadaan udara sekitar sampai pada tekanan jenuh karena proses penguapan.
-       Di catat Suhu yang ditunjukkan pada kedua termometer

















IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


A.    Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan terlampir di lampiran.

B.     PEMBAHASAN
Setelah melakukan praktikum maka kita dapat membahas bahwa tingkat temperatur bola kering, bola basah, RH, H, dan entalpi untuk setiap waktu adalah berbeda. Definisi kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.  Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam %.
Suhu sangat mempengaruhi temperatur bola kering dan temperatur bola basah. Pada lokasi lingkungan di menit ke-3 Tbk mencapai 340C sementara Tbb 270C. Selanjutnya pada menit ke-6 Tbk meningkat menjadi 350C dan Tbb 280C. Akan tetapi di menit ke-9 Tbk menurun menjadi 33 0C dan Tbb tidak mengalami peningkatan maupun penurunan (280C).
Pada lokasi ruangan Tbk  lebih rendah (pada menit ke-3, 6 dan 9 hanya 320C/tidak mengalami peningkatan suhu) dibandingkan dengan lokasi lingkungan sementara Tbb (pada menit ke-3 dan 6 mencapai 280C sementara menit ke-9 mencapai 260C). Bila dibandingkan dengan lokasi lingkungan maka temperatur bola kering dengan temperatur bola basah tidaklah jauh berbeda. Artinya, suhu (panas dari matahari) langsung dipantulkan ke lokasi tertutup. Meskipun panas yang diberikan tidak mencapai 100 %. Jadi lokasi sangat mempengaruhi tingkat Tbk dan Tbb. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah penyinaran matahari.
Pada tabel data hasil pengamatan terlihat jelas bahwa suhu sangat mempengaruhi tingkat RH. Semakin tinggi suhu pada suatu lokasi maka akan semakin rendah tingkat RH nya. Hal tersebut terlihat pada tabel lokasi lingkungan yang memiliki temperatur bola kering 340C dan temperatur bola basah 270C maka diperoleh RH sebesar 58,4%. Sementara pada temperatur bola kering 350C dan temperatur bola basah 280C maka diperoleh RH senilai 59,1%. Kemudian pada temperatur bola kering 330C dan temperatur bola basah 280C maka RH mencapai 68,7%.  Jadi suhu sangat mempengaruhi nilai RH yang akan dicapai. Begitu pula pada entalpi dan pada nilai H yang akan diperoleh. Suhu juga dapat mempengaruhi nilai h dan H. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil nilai H dan h yang didapat. Begitu sebaliknya. Bila suhu rendah maka semakin besar angka entalpi, H dan Rh yang di dapat. Artinya RH, H dan h berbanding terbalik dengan suhu.
Pada tabel lokasi ruangan diperoleh data temperatur bola kering 300C dan temperatur bola basah 280C  (tidak mengalami peningkatan/penurunan dari menit ke-3, 6 dan 9) maka diperoleh RH sebesar 86%.



















V. PENUTUP


A. Kesimpulan
            Setelah melakukan praktikum tentang psikrometer maka dapat diperoleh :
1.      Psikometrik merupakan suatu bahasan tentang sifat-sifat campuran udara dengan uap air, dan ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian udara karena udara pada atmosfir merupakan percampuran antara udara dan uap air.

2.      Definisi kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer.  Kelembaban nisbi (RH) ialah perbandingan nisbah percampuran dengan nilai jenuhnya dan dinyatakan dalam %.


3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi RH yaitu :
·         Suhu/temperatur, semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai RH yang diperoleh,begitu juga sebaliknya. Bila suhu rendah maka diperoleh RH yang tinggi (hubungan berbanding terbalik).
·         Lokasi, penyinaran matahari.


B. Saran
            Semoga laboratorium pasca panen makin jaya dan kompak.







DAFTAR PUSTAKA


Benyamin Lakitan, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada Paper . No. 27.FAO, Rome

Giancoli, 2001. Fisika Edisi ke Lima. Erlangga, Jakarta.

Hanafi, 1988. Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung.




































LAMPIRAN



Lokasi
Waktu (menit)
Tbk (0C)
Tbb (0C)
RH
h (KJ/Kg)
H (KgH2O/kgUk)
Lingkungan I
3
32
28
74
89,45
22.368
6
32
28
74
89,45
22.368
9
32
26
62,5
80,23
18,77
Ruangan I
3
29
28
92,7
89,6
23,659
6
29
28
92,7
89,6
23,659
9
29
28
92,7
89,6
23,659
Lingkungan II
3
34
27
58,4
84,64
19,677
6
35
28
59,1
89,29
21,084
9
33
28
68,7
89,39
21,939
Ruangan II
3
30
28
86
89,55
23,228
6
30
28
86
89,55
23,228
9
30
28
86
89,55
23,228




Darussalam,
 Asisten



                                                                                                            (Nur Aini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar