Rabu, 04 Mei 2011

Identifikasi kemasan plastik


IDENTIFIKASI KEMASAN PLASTIK
Plastik merupakan senyawa polimer tinggi yang dicetak dalam lembaran-lembaran yang mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Bahan pertama pembuat plastik adalah resin, baik alami maupun sintetik. Resin alami misalnya damar, oleoresin, terpenting dan lain-lain. Saat ini dasar pembuat plastik banyak dari resin sintetik seperti polietilena, polipropilena, poli vinilchlorida dan lain-lain. Di dalam pembuatannya biasanya resin sintetik ditambah bahan lain untuk memperbaiki sifat plastik yang diperoleh. Misalnya filler, plasticizer, lubricant, antioksidan, zatwarna dan sebagainya.
Penggunaan plastik dapat dalam bentuk film atau lembaran dan bentuk wadah yang dapat dicetak, hal ini ada kaitannya dengan penggolongan kemasan dimana plastik dapat dimasukkan sebagai kemasan tegar dan kemasan lentur (flexible) karena sifatnya yang thermoplastis.
Plastik mempunyai sifat tembus pandang (clarity) yang baik, permeabel terhadap gas, ketahanan terhadap segala bentuk benturan, gesekan, dll (mar resistance), dapat dilengkungkan/dibengkokan berhubungan dengan sifat mengkerut dalam cetakan (warpage), ketahanan terhadap benturan (impact strenght), ketahanan terhadap sobekan (tear strenght).
Film atau sheet adalah bahan plastik dengan ukuran 0.10 inc. Laminat adalah dua lembar plastik yang digabung menjadi satu dengan menggunakan panas sebagai perekat. Komposit adalah dua lembar plastik yang berbeda dicetak bersama-sama menjadi satu lembar.
Jenis-Jenis Plastik 
1.      Cellophan (Selopan)
Dibuat dari selulosa yang telah dimurnikan dari pulp yang mengalami sulfitasi. Sifat-sifat selopan: transparan, tidak bersifat thermoplastis sehingga sulit untuk direkat (seal) dengan panas, peka atau sensitif terhadap air dan uap air, tahan terhadap suhu, merupakan film yang tidak larut dalam air dan minyak, daya tahan terhadap penyobekan kurang baik. Sebagai pengemas biasanya dilapisi lagi dengan bahan-bahan lain seperti saran, maka daya proteksinya terhadap oksigen dan uap air lebih baik. Pelapisan dengan nitrosellulosa memberikan keuntungan untuk dapat disegel oleh panas. Umumnya selopan digunakan untuk mengemas produk-produk segar, produk-produk pemanggangan dengan bentuk bungkusan (wrapper) juga untuk kue-kue kering dan permen serta produk-produk berminyak.
2.      Cellulosa Acetate
Sifat-sifat sellulosa asetat sebagai bahan pengemas hampir sama dengan selopan, tetapi dayatahan terhadap transfer uap air dan gas lebih rendah. Sellulosa asetat bersifat thermoplastisdan jarang diberi pelapis. Banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan dan sayuran segar.
3.      Poliamida (Nylon)
Terdiri dari molekul-molekul asam amino sehingga disebut juga poliamida. Bahan pengemas dari nylon bersifat lembam, tahan panas dan mempunyai sifat-sifat mekanis istimewa. Nilon banyak dipakai untuk mengemas produk yang dapat dimasak dalam kemasan, misalnya berasinstan, digunakan pula untuk kemasan susu dan produk susu, daging dan ikan.
4.      Polietilen
Jenis ini merupakan bahan kemasan yang paling banyak digunakan dalam industri pengemasan golongan fleksibel (lentur), tidak saja dipakai untuk pembungkus bahan pangan, tetapi juga untuk kantung-kantung pembungkus bahan berlemak, pakaian, dll. Polietilen adalah polimer etilen yang diperoleh melalui dua proses yang berbeda dan menghasilkan polietilen yang mempunyai berat jenis rendah dan tinggi. Polietilen dengan BJ rendah, harganya relatif murah dan mempunyai kekakuan yang cukup dan tembus cahaya, sedangkan polietilen dengan BJ tinggi mempunyai sifat pelindung yang sangat baik terhadap uap air dan stabil terhadap panas. Secara umum sifat-sifat polietilen adalah: halus dan lentur (baik untuk pembungkus roti), tahan terhadap pelarut organik, tahan asam dan alkali, dapat melalukangas, sehingga baik untuk mengemas sayuran dan buah-buahan segar, tidak berasa dan tidak berbau.
5.      Polipropilen
Merupakan jenis film plastik yang paling ringan dengan BJ 0,9, dibuat dari polimerisasi propilen. Jenis ini mempunyai sifat lebih tegar, lebih kuat dan lebih ringan dari polietilen. Film ini mempunyai permeabilitas terhadap uap air yang rendah, tahan terhadap lemak, tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap bahan kimia, mempunyai “impact strenght” yang baik dan mempunyai permukaan yang mengkilat.
6.      Poliester 
Merupakan polimer ester dari alkohol dan asam. Dari jenis ini “mylar” dapat direntangkan dan larut dalam air. Penggunaan jenis film ini antara lain untuk membungkus produk beku,berbagai permen, dehydrated soups, dll. Nama dagangnya adalah Edyplex. Jenis lain dari film baru ini Ethylene Vinyl Acetate Copolymers (EVA), polypropilene Copolymers, Halogenates Polyethylene, Phenoxy Films, Acrylic Films dan Polyurethana Films.

identifikasi kemasan kertas


IDENTIFIKASI KEMASAN KERTAS
                Kertas digunakan untuk mengemas bahan pangan disebabkan oleh alasan-alasan kemudahan pemakaian dan mudah pula diberi label (tulisan periklanan). Kertas dengan ketebalan 0 – 3 mm digolongkan dalam kemasan lentur (flexible). Kertas dibuat dari bahan-bahan berserat (kadar selulosa tinggi) dengan atau tanpa bleaching, dengan atau tanpa diberi filler dari pelapis lilin. Sifat-sifat kertas dipengaruhi oleh proses pembuburan, filler dan perlakuan akhir atau calendering.
Jenis Kertas Pengemas :
1.      Kertas Kraft
Mempunyai sifat sangat kuat, pembuatannya dengan proses sulfat dan dilakukan bleaching atau pemucatan sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Sifat lain dari jenis ini adalah harganya murah, diproduksi dalam bentuk satu lapis atau berlapis-lapis dan berkerut corrugated). Pada umumnya digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berat jenisnya besar. Dalam bentuk kantung, sak, pembungkus, tabung kaleng komposit, dan lain-lain.
2.      Kertas Minyak dan Glasine
Warna kertas ini agak kecoklat-coklatan, sedikit tembus pandang dibuat dengan proses sulfat dan mempunyai permukaan licin karena proses pengecetan (calendering). Selain itu kertas jenis ini juga tahan terhadap minyak dan lemak, tidak tahan air, penutupan kemasan cukup mudah. Biasanya digunakan untuk mengemas mentega, keju, permen dan produk-produk kering.
3.      Kertas Perkament
Jenis ini dibuat dengan proses sulfat dan dilakukan mengelantang. Mempunyai sifat ketahanan baik terhadap lemak dan cukup kuat dalam keadaan basah, tidak terang (baur), dan lebih kasar dari kertas minyak, mempunyai permukaan licin, memberikan efek pewarnaan yang bagus jika didekorasi. Digunakan untuk mengemas mentega, keju dalam bentuk bungkusan, selain itu sering digunakan untuk pembuatan label.
4.      Kertas Tisu
Mempunyai sifat yang sangat ringan dan mengalami penggelantangan atau setengah dikelantang dan bersifat sangat porous.
5.      Kertas Lapis
Adalah kertas yang permukaannya dilaminasi dengan bahan lain seperti plastik, alumunium foil, lilin dan sebagainya. Kertas ini biasanya dibuat dalam bentuk kantung atau kotak yangdirekatkan dengan panas. Contohnya adalah tetrapak yang terdiri dari lilin, karton, alumunium foil dan polietilen.
6.      Karton (Paper Board)
Merupakan jenis kertas yang paling tebal (lebih dari 0,3 mm). Dalam pembuatannya tidak dilakukan penggelantangan. Sebagai filler digunakan tanah liat. Biasanya digunakan untuk pembuatan dus (box) dengan berbagai bentuk.
7.      Karton Lembar Bergelombang
Merupakan karton yang terdiri atas bagian bergelombang yang kedua sisinya ditutup dengan lembaran karton yang direkatkan, bagian ini disebut linier. Kedua linier ini harus mempunyai ketebalan yang sama. Konstruksi gelombang itu menjadikan karton ini dapat meredam getaran atau tekanan. Penggunaan jenis karton ini adalah untuk dus bagi keperluan transportasi.
Bentuk Kemasan Kertas dan Karton
a.   Pembungkus
Merupakan salah satu bentuk kemasan yang sederhana dan telah banyak digunakan sejak dahulu. Cara pengemasan demikian dapat dikatakan sebagai pengemas primer dimana produk langsung berhubungan dengan kemasannya (pelindung).
b.      Kantung dan Sak 
Ciri bentuk ini adalah terbuka pada salah satu ujungnya dan bentuknya lebih kecil dari sak.Sak berkapasitas 25 kg atau lebih. Keduanya dapat dibuat dari salah satu atau beberapa lapis bahan. Mempunyai keunggulan, berharga murah, cukup baik untuk melindungi produk terhadap debu dan kontaminasi lain, dapat dilipat sehingga lebih praktis. Kelemahannya tidak dapat ditegakkan dan tidak tahan lama.
c.       Dus
Ada 3 jenis dus yaitu karton lipat (folding cartons), dus siap pakai (set up boxes) dan duskarton gelombang (corrugated cartons). Pelapisan terhadap lilin, plastik maupun alumunium foil dilakukan untuk memperindah dan meningkatkan daya guna, sehingga perlindungan wadah terhadap cahaya, gas dan mikroba lebih baik.
d.      Kaleng dan Drum (Kaleng Komposit)

Jumat, 22 April 2011

pengolahan pasca panen ubi kayu


Pengolahan Pasca Panen Ubi Kayu Menjadi Gaplek, Tepung Ubi Kayu dan Tepung Tapioka.
Ubi kayu atau singkong (manihot utilisima) merupakan salah satu hasil pertanian yang tidak tahan lama dan mudah rusak . Ubi kayu segar  hanya dapat disimpan selama 3 hari. Jika disimpan lebih dari 3 hari, umbinya akan berwarna cokelat kebiruan. Oleh karena itu, setelah dipanen ubi kayu harus segera dikonsumsi atau diproses lebih lanjut. Untuk mempertahankan daya simpannya, ubi kayu dapat diolah menjadi gaplek, tepung ubi kayu atau tapioka.
1. Pembuatan Gaplek
Berdasarkan bentuknya , gaplek dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu gaplek gelondongan, gaplek rajangan (chips), gaplek irisan (slice), dan gaplek kubus (cubes). Secara umum tahapan pembuatan gaplek adalah sebagai berikut:
·         Kupas ubi kayu lalu cuci dengan air bersih.
·         Belah, iris atau rajang ubi sesuai dengan keinginan, yaitu:
ü  Gaplek gelondongan:
Belah ubi kayu memanjang dengan menggunakan pisau atau alat pemotongan lainnya menjadi 3-5 belahan.
ü  Gaplek rajangan:
Belah ubi kayu menjadi 2 atau 3 bagian, kemudian potong-potong atau Rajang dengan pisau atau alat pemotong (chopper).
ü  Gaplek irisan
Iris ubi kayu tipis-tipis dengan pisau atau alat pengiris khusus (slicer)
ü  Gaplek kubus
Potong-potong ubi kayu dengan mesin khusus menjadi bentuk kubus dengan sisi-sisinya 1-2 cm.
·         Rendam ubi kayu dalam larutan garam dapur 8% (0,8 gram garam dalam 1 liter air) selama 15 menit.
·         Jemur hingga kadar airnya mencapai 14% dengan menggunakan alas dari anyaman bambu, plastik, tikar, atau lantai jemur.
·         Untuk gaplek gelondongan, pengeringan dapat dilakukan dengan menggantung belahan-belahan ubi tersebut. Caranya belahan ubi ditusuk dan disusun berjejer dalam satu rentangan tali yang yang masing-masing ujungnya diikatkan pada tiang.


Ubi kayu segar
Dikupas  dan dicuci sampai bersih
Dibelah sesuai bentuk yuang dikehendaki
Direndam dalam air garam
Dikeringkan/dijemur
Gaplek
Alur Pembuatan gaplek

2. Tepung ubi kayu
·         Kupas ubi kayu, cuci sampai bersih dan jemur hingga kering.
·         Masukkan ubi kayu yang kering kedalam lumpang, kemudian tubuk.
·         Ayak dengan ayakan halus.
·         Sisa pengayakan ditumbuk dan diayak lagi, demikian seterusnya hingga diperoleh tepung yang halus.
·         Jemur tepung dibawah sinar matahari. Apabila hujan, pengeringan dilakukan didalam ruangan dengan menggunakan pemanasan buatan seperti kompor, oven, atau lampu pertomaks.





Ubi kayu segar
Dikupas dan dicuci sampai bersih
Dijemur
Ditumbuk
Diayak
Tepung hasil ayakan dijemur
Tepung ubi kayu
Alur pembuatan tepung ubi kayu

3. Tepung tapioka
·         Kupas ubi kayu lalu cuci hingga bersih.
·         Rendam ubi yang telah dikupas dalam larutan garam dapur 8% (0,8 gram garam dan 1 liter air) selama 15 menit atau dalam larutan soda kue (natrium bisulfit) yang biasa dijual ditoko kue. Banyak soda yang diperlukan adalah 0,04 gram dalam 1 liter air.
·         Parut ubi, campur hasil parutan dengan air lalu diremas-remas, dan saring.
·         Endapkan hasil penyaringan untuk memisahkan pati dengan air.
·         Pisahkan endapan dari air dengan jalan membuang air yang terdapat diatas endapan.
·         Keringkan endapan atau aci basah lalu giling.
·         Hasil gilingan kemudian disaring untuk mendapatkan tepung tapioka yang halus.





Ubi kayu segar
Dikupas dan dicuci sampai bersih
Direndam dalam ar garam 8% selama 15 menit
Diparut
Hasil parutan dicampur dengan air
Diremas-remas
Disaring
Endapan dikeringkan
Endapan yang telah kering digiling
Hasil gilingan disaring
Tepung tapioka
Alur pembuatan tepung tapioka