Rabu, 02 Maret 2011

kelembaban udara


I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
         Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga  menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya.
         Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan  tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau  yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian diantaranya kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative udara yang menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%)..
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini  yaitu bagai mana cara mengukur kelembaban udara serta alat-alat apa saja yang harus digunakan untuk mengukur kelembaban udara tersebut.






II . TINJAUAN PUSTAKA

Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air  yang melayang-layang di udara. Kabut melayang laying dekat permukaan tanah, kalau awan melayang- layang di angkasa. Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).
Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap. Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur yang tertentu. Tekanan uap itu adalah juga bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur dengan milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap maksimum (Zailani, 1986).
Proses perubahan air menjadi uap air di sebut pengupan (vaporisasi atau evaporasi). Molekul-molekul air yang mempunyai energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya-gaya tarik yang cenderung untuk menahannya dalam badan air diproyeksikkan melalui permukaan air. Oleh karena energi kinetik bertambah dan tegangan permukaan berkurang ketika temperatur naik, maka laju penguapan naik menurut temperatur. Hampir semua uap di atmosfer adalah hasil penguapan dari permukaan air (Linsley, 1989).
Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu (1) metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis, serta (3) metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih, 1990).


III. PROSEDUR PERCOBAAN

Alat dan Bahan
Percobaan ini menggunakan beberapa alat dan bahan, antara lain:
  1. Termometer Bola Basah(BB)
  2. Termometer Bola Kering (BK)
  3. Serta tabel konversi kelebaban relatif (RH %)







 






Gambar 1: Termometer bola kering                        Gambar 2: Higrometer rambut
                  dan bola basah                                                         dan higragraf                                                                                              
Cara Kerja
  1. Termometer bola kering dan bola basah dipegang setinggi 1,2 meter diatas permukaan tanah.
  2. Dicatat suhu bola kering (TBK) dan bola basah (TBB) dengan selang waktu 5 menit dengan 5 kali ulangan pada beberapa tipe lahan.
  3. Setelah didapatkan data suhu, lalu dicari selisih antara TBK dan TBB.
  4. Nilai RH dapat diketahui dengan melihat selisih TBK dan TBB berdasarkan table RH (lampiran).









IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan alat Thermometer Bola Kering ( TBK ) dan Termometer Bola Basah ( TBB ), maka dapat diperoleh data beserta analisisnya sebagai berikut:

No
Lokasi
Ulangan
Inti
II
III
IV
V
TBK
TBB
RH
TBK
TBB
RH
TBK
TBB
RH
TBK
TBB
RH
TBK
TBB
RH
1
Lapangan terbuka
34
26
47%
34
27
51%
34
27
51%
34
27
51%
33
27
58%
2
Bawah Tajuk
32
26
56%
32
26
56%
32
26
56%
32
26
56%
32
26
56%

1.Lapangan Terbuka
%RH =TBK-TBB                                                      %RH=TBK-TBB
          =34-26                                                                   =34-27
          =8                                                                          =7
     RH=47%                                                               RH=51%

%RH =TBK-TBB
         =37-27
         =6
    RH=58%

2.Dibawah Tajuk Tanaman
%RH =TBK-TBB
         =32-26
         =6
   RH=56%



Grafik TBK

           

Grafik TBB







Grafik RH (%)

Pembahasan
Pada lokasi lapangan terbuka, TBK seperti pada tabel semakin lama semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena udara pada pagi hari masih dingin. Jadi suhu kelembaban masih ada, dan cahaya matahari belum terasa panas melainkan dengan panas matahari siang hari, kelembaban udara berkurang. Begitu halnya di bawah tajuk tanaman, seperti kita lihat semakin lama, semakin besar suhunya. Disebabkan permukaan pada tanah pagi masih basah, dari tanah tsb timbul kelembaban ke TBB. Dan selain itu juga karena  di bawah tanaman dingin jadi semakin besar kelembaban di terima. Sedangkan pada TBB, suhu kelembaban udara menurun, dan dibawah tajuk tanaman semakin tinggi suhu kelembaban, karena di termometer bola basah dilindungi oleh tanaman. Sehinnga cahaya matahari tidak langsung ke TBB tersebut. Jadi semakin TBB berada tempat yan sjuk, semakin tinggi kelembabannya.
            RH di kedua lokasi yaitu lapangan terbuka dan dibawah tajuk tanaman, lebih besar RH bawah tajuk dibandingkan dengan lapangan terbuka. Pada lapangan terbuka, RH pada tabel semakin kurang kelembaban udaranya. Ini juga sangat pengaruh pada selisih antara TBK dan TBB itu sendiri. Dan di bawah tajuk RH semakin tinggi persentasenya ini juga dipengaruhi oleh selisih dari ulangan percobaan. Semakin tinggi suhu panas, nilai RH akan lebih kecil dan sebaliknya semakin rendah suhu panas, nilai RH akan lebih tinggi dan kelembaban semakin bertambah Cara mencari RH ialah
RH = TBK - TBB

            Diantara 2 lokasi ini, yang lebih lembab adalah lapangan terbuka dan yang tidak lembab yaitu dibawah tajuk. Sedangkan RHnya, belum bisa di katakan mana yang lebih banyak lembab. Karena telah tertulis pada Tabel Kelembaban Nisbi (Relative Humidity = RH).

Udara lembab bila RH > 80%
Udara kering bila RH > 40%























V. KESIMPULAN

Kesimpulan :
  1. Pada pengukuran kelembaban udara, jika suhu suatu daerah itu naik, maka RH akan turun. begitu juga sebaliknya, jika suhunya turun, maka RH akan naik.
  2. Dari hasil percobaan di lapangan, bahwa tinggi rendahnya kelembaban relative tersebut dipegaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu jumlah vegetasi yang hidup pada daerah tersebut.
  3. Hubungan kelembaban udara dalam bidang pertanian sangat banyak, seperti pada suatu tempat atau suatu waktu tertentu di suatu daerah memiliki kelembaban yang tinggi karena curah hujan yang tinggi. Dari situasi tersebut kita dapat mengambil tindakkan untuk tanaman yang kita tanam.
  4. Jumlah uap air yang ada dalam atmosfer dapat dinyakan dengan kelembaban yang mutlak, kelembaban yang spesifik, kelembaban yang relatif, dan tekanan uap air.
















DAFTAR PUSTAKA

Hardjodinomo, Soekirno.1975, Ilmu Iklim dan Pengairan, Binacipta, Bandung.

Linsley K. Ray dan kawan-kawan, 1989, Hidrologi Untuk Insinyur, Erlangga. Jakarta.

Kadir Zailani, 2006, Klimatologi dasar, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.

Kartasapoetra, Gunarsih Ance, 1990, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman, Bumi Aksara, Jakarta.


1 komentar: